Sukabumi, 23–24 September 2025 – Institut Muslim Cendekia (IMC) menggelar rangkaian kegiatan pembekalan bagi mahasiswa semester 3 dan 5 yang mendapat amanah untuk menjadi pengajar Al-Qur’an di sekolah-sekolah sekitar kampus, seperti SMPN 1 dan 3 Cibadak, SMPN 3 Cikembar, serta Pondok Pesantren Al-Imam.
Kegiatan ini berlangsung selama dua malam berturut-turut, ba’da Isya, di Aula Utama IMC.Pada malam pertama, pembekalan menghadirkan tiga dosen IMC, yaitu Ustadz Dian Abdillah, Ustadz Hadil Ismail, dan Ustadz Sahrun. Dalam pemaparannya, Ustadz Dian dan Ustadz Hadil menekankan pentingnya memurnikan niat dan menjaga semangat dalam mengajar Al-Qur’an. Mereka juga mengingatkan besarnya pahala yang Allah janjikan bagi para pengajar Al-Qur’an, sebagaimana sabda Nabi ﷺ: “Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” Selain itu, keduanya menegaskan pentingnya evaluasi lapangan dan kedisiplinan dalam berbagai aspek, termasuk ketepatan waktu, agar mahasiswa dapat menjadi teladan bagi murid-muridnya.
Sementara itu, Ustadz Sahrun membawakan materi seputar sejarah metode belajar Al-Qur’an Iqra’. Beliau menjelaskan latar belakang penulisan buku Iqra’, urgensi mengajarkan Al-Qur’an, serta cara menerapkannya dengan benar di lapangan. Melalui penjelasan ini, mahasiswa diharapkan tidak hanya memahami aspek teknis, tetapi juga memiliki wawasan sejarah dan filosofi di balik metode Iqra’.
Pada malam kedua, pembekalan dilanjutkan dengan menghadirkan Dr. Ahmad Al Khatheeb sebagai pembicara utama dengan tema “Bersama Menanamkan Cinta Al-Qur’an di Hati Masyarakat”. Dalam penyampaiannya, Dr. Ahmad menekankan bahwa untuk berdakwah tidak perlu menunggu memiliki ilmu yang luas atau menamatkan banyak buku. “Jalankan saja dengan apa yang kita punya, mintalah pertolongan kepada Allah, dan jangan lemah,” tegas beliau.
Beliau juga mengingatkan pentingnya meluruskan niat, sebab hakikat niat berdakwah adalah mengangkat kebodohan dari manusia. Menurutnya, dakwah tidak harus menunggu hingga lulus kuliah, melainkan dapat dilakukan sejak sekarang. Dr. Ahmad juga menekankan bahwa dakwah bukan hanya soal isi materi, tetapi juga bagaimana disampaikan dengan akhlak yang baik sehingga lebih mudah menyentuh hati.Selain itu, beliau menyinggung urgensi taubat yang berlaku bagi setiap Muslim, mengutip hadits Nabi ﷺ: “Sungguh jika Allah memberi hidayah kepada satu orang melalui dirimu, itu lebih baik bagimu daripada unta merah.” Beliau juga menegaskan bahwa ilmu akan semakin kokoh dalam diri seseorang ketika dia mulai mengajar, karena proses mengajar akan menyingkap kekurangan yang perlu diperbaiki.
Dr. Ahmad turut menekankan pentingnya pendekatan yang menyenangkan dalam dakwah, seperti menyampaikan kisah-kisah yang disukai anak-anak dan menggunakan bahasa tubuh yang positif—senyum, bersalaman, atau menepuk bahu—yang memiliki pengaruh besar dalam membuka hati manusia.Beliau menutup dengan pesan bahwa dakwah adalah kehormatan, bukan beban. “Jangan takut grogi atau malu, mulailah saja. Jangan merasa tidak berhak berdakwah, karena sesungguhnya kalianlah yang sedang ditunggu oleh umat untuk merangkul mereka kepada jalan yang benar,” ujarnya.
Rangkaian pembekalan ini diharapkan dapat memantapkan semangat mahasiswa IMC dalam mengemban amanah mulia, baik dengan pemahaman metodis, wawasan sejarah, maupun motivasi dakwah yang lurus. Dengan demikian, para mahasiswa siap menanamkan cinta Al-Qur’an di hati masyarakat serta istiqamah dalam jalan dakwah.
#mc.ac.id #arraayah.ac.id #pmbarraayah. #PMB